Petani Padi di Lampung Keluhkan Harga Gabah di Bawah Standar Pemerintah


Ilustrasi gabah/net


 Menjelang Hari Raya Idulfitri, petani padi di berbagai daerah mengeluhkan harga Gabah Kering Panen (GKP) yang tak sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah.

Indra, seorang petani di Tulang Bawang Barat (Tubaba), Provinsi Lampung mengungkapkan bahwa harga GKP terus mengalami penurunan terutama saat panen raya.

"Standar harga GKP dari pemerintah itu Rp6.500 per kilogram, minggu lalu agen masih beli di harga Rp6.200-Rp6.300. Sekarang malah turun lagi, paling tinggi Rp6.000, bahkan ada yang hanya Rp5.800," kata Indra, Sabtu (22/3).

Indra menjelaskan, alur penjualan gabah dari petani itu biasanya melalui tengkulak atau agen. Misalnya pabrik menerima harga Rp6.500, maka tengkulak perlu biaya transportasi dan cari untung, wajar kalau memberi harga di bawah itu.

“Kalau tengkulak kasih harga Rp6.200 artinya masih ada selisih Rp300 itu termasuk biaya transportasi dan keuntungan, tapi kalau dilapangan dibeli 6000 bahkan dibawahnya artinya jauh dari yang ditetapkan pemerintah,” jelas Indra

Menurutnya, anjloknya harga gabah ini membuat keuntungan petani menjadi menurun, terutama karena biaya produksi yang tinggi, sedangkan momen untuk mendapatkan hasil panen yg maksimal hanya saat musim penghujan.

Indra berharap pemerintah segera mengambil langkah antisipasi untuk kedepannya, agar harga tetap terjaga sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah, salah satunya dengan memperbanyak fasilitas pengering atau dryer.

"Masalah utama ada di pengeringan. Kalau ada lebih banyak dryer, bulog selaku perusahaan yang diamanahkan untuk menyerap gabah petani bisa lebih leluasa menyerap gabah petani, dan juga jika ada dryer di sentra pertanian akan sangat membantu petani saat panen raya di musim penghujan, sehingga petani ada opsi untuk menyimpan dan menjualnya saat harga stabil," tambahnya.

Situasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi petani yang berharap mendapatkan keuntungan menjelang Lebaran. Mereka berharap ada intervensi dari pemerintah untuk menstabilkan harga dan melindungi kesejahteraan petani.

“Pada akhirnya kami berharap supaya kebutuhan akan dryer diperbanyak baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta. Dan kami berharap agar pemerintah benar benar menutup impor pangan, karena sejatinya petani Indonesia mampu mewujudkannya, dengan syarat pemerintah mampu menjaga stabilitas harga saat panen raya,” pungkasnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post