Keluhan Petani Pekon Gedau Terkait Irigas dan Abrasi, Dinas PUPR Berkomitmen Segera Ajukan Rehabilitasi

 


Pesisir Barat, 22 Januari 2025 – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pesisir Barat berkomitmen untuk segera menangani keluhan para petani di Pekon Gedau, Kecamatan Pesisir Utara, terkait rusaknya irigasi dan abrasi yang mengancam lahan persawahan mereka.


Pelaksana Tugas Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kabupaten Pesisir Barat, Euis Agustina, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan langsung ke lapangan untuk mengukur dimensi kerusakan yang terjadi. 


Euis memastikan bahwa penanganan terhadap kerusakan irigasi dan abrasi tersebut akan segera diajukan untuk direhabilitasi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten maupun Provinsi.


"Tim sudah turun ke lapangan dan mengukur dimensi kerusakan, masalah penanganan akan segera kita ajukan rehabnya di APBD Kabupaten maupun ke Provinsi," ujar Euis.


Selain itu, Euis juga menyampaikan bahwa pihaknya akan berusaha mengajukan bantuan pembangunan melalui jalur lain, seperti usulan kepada kementerian terkait. Ia berharap masyarakat bersabar dan menunggu proses pengajuan, karena hal ini memerlukan tahapan yang cukup panjang.


Sebelumnya, telah diberitakan bahwa kerusakan irigasi yang parah mengancam sekitar sepuluh hektare lahan sawah di Pekon Gedau. Selain itu, abrasi yang terus mengikis pinggiran Sungai Way Batu Raja semakin memperburuk kondisi, mengancam lahan pertanian yang berada di dekatnya. 


Meski telah menjadi keluhan para petani sejak tahun 2021, hingga kini belum ada tindakan nyata dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.


Mashut, salah satu petani di Pekon Gedau, mengungkapkan kekhawatirannya karena sawah yang ia garap hampir tergerus oleh banjir, terutama di tengah cuaca yang sedang ekstrem.


Mashut menambahkan bahwa dengan bertani, dirinya dapat mencukupi kebutuhan keluarga, namun jika lahan pertaniannya hancur, maka seluruh kehidupannya akan musnah.


Di sisi lain, Peratin Pekon Gedau, Nusirwan, mengungkapkan bahwa pihaknya telah beberapa kali meminta bantuan kepada pemerintah daerah, namun hingga kini hanya janji yang diterima.


Petani setempat juga sudah berulang kali melakukan swadaya dengan membangun saluran air menggunakan paralon untuk mengairi sawah mereka. Namun, saluran air tersebut tidak bertahan lama, sehingga tidak mampu mengatasi masalah irigasi yang ada. 


Dengan adanya abrasi yang terus memperburuk kondisi, Nusirwan sangat berharap agar pemerintah dapat segera turun tangan menangani masalah ini.


Kondisi ini semakin mendesak, mengingat banyaknya petani yang bergantung pada hasil pertanian mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. (*) 

Post a Comment

Previous Post Next Post