Catatan untuk Pemerintahan Mirza-Jihan: Dukung Asta Cita Prabowo, Lampung Berlimpah Energi Terbarukan untuk Swasembada Energi




BANDAR LAMPUNG - Potensi Lampung amat pas mendukung cita kedua Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto yakni 'Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.' Ya, pasangan Gubenur-Wakil Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal-Jihan Nurlela (Mirza-Jian), dapat mendukung ekonomi biru dan ekonomi hijau yang digaungkan Prabowo amat pas dengn Lampung dengan potensi kekayaan alam Lampung.

Tinggal bagaimana membawa program ekonomi hijau itu ke Lampung. Itu sebabnya, Provinsi Lampung seharusnya tidak kekurangan daya listrik apalagi mengalami krisis listrik jika potensi sumber daya alam (SDA) energi baru dan terbarukab (EBT) dapat diolah maksimal Potens iEBT Lampung mencapai 153,39 gigawatt.

Jumlah itu setara 4% dari total potensi EBT Indonesia yang mencapai 3.687 gigawatt. Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis M Idris F Sihite mengatakan, potensi EBT itu terdiri dari panas bumi 1,76 gigawatt, air 0,06 gigawatt, surya 121,48 gigawatt.

"Angin 3,51 gigawatt, aruslaut 26,53 gigawatt, biomassa/biofuel 0,04 gigawatt dan biogas 0,01 gigawatt," kata Idris saat menghadiri Diskus Persatuan Wartawan Indonesia i (PWI) Lampung Bertema Energi dan Investasi Seimbangkah? di Hotel Horison, Bandar Lampung Kamis (5-12-2024).

Meski demikian, dia menyayangkan, potensi EBT belum dimanfaatkan secara keseluruhan. Bahkan, dari total EBT se Indonesia yang mencapai 3.687 gigawatt baru termanfaatkan 0,3 persen atau sekitar 13.781 megawatt. "Tidak banyak yang kita manfaatkan. Dari 3.687 gigawatt hanya 0,3 persen (yang dimanfaatkan)," sebut M Idris F Sihite.

Menurut dia, hal itu menunjukkan ketergantungan terhadap energi fosil masih sangat tinggi. Padahal pada 2024 ditargetkan penggunaan energi fosil. Terutama batubara yang ditargetkan hanya 65,72 persen. Tetapi, realisasi sampai dengan Agustus mencapai 67 persen.

"Artinya, penyediaan tenaga listrik masih didominasi oleh pembangkit batubara yang justru naik dari target 65 persen menjadi 67 persen," jelasnya.

Oleh karena itu, dia mendorong, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membangun supergrid (jaringan super) sebagau kunci transisi energi. Terutama menuju net zero emission (NZE) 2060. "PLN harus fokus bangun grid. Supaya swasta-swasta yang punya komitmen dan kemampuan juga bisa berkembang," tutup M Idris F Sihite.Di sisi lain, General Manager PT Pertamina Geothetmal Energy (PGE) Hadi Suratno, mengatakan Lampung memiliki potensi geothermal atau panas bumin yang sangat besar. Namun, yang baru diutilisasi atau dimanfaatkan PT PGE di Ulubelu Tanggamus sekitar 220 megawatt.

"Memang Lampung ini punya potensi geothermal cukup besar. Tapi saat ini yang baru diutilisasi oleh kami 220 megawatt kapasitas," kata Hadi.

Menurut dia, dengan jumlah itu listrik yang dihasilkan PT PGE ditambah PLN baru mencapai 600 megawatt. Sedangkan kebutuhan 1200 sampai 1300 megawatt. "Sehingga hampir 700 megawatt masih didukung dari Sumatera Selatan. Sehingga, kalau dari Sumsel padam, otomatis di sini terpengaruh," jelas Hadi.

Dia menyatakan, PT PGE masih terus mengembangkan potensi geothermal. Terlebih, potensi geothermal di Indonesia mencapai 23 gigawatt. "Sekarang baru dieksploitasi sekitar 11 persen atau 2400an megawatt. 80 persennya dioperasikan oleg PGE," jelasnya.

Dia mengatakan, target PGE hingga 2033 ada penambahan kapasitas mencapai 1.500 megawatt. "Salah satunya di Ulubelu yang potensinya saat ini 220. Tapi ada research yang potensinya mencapai 135 megawatt," sebutnya.

Dia menjelaskan, saat ini PGE berencana untuk eksplorasi di arah Gunung Tiga yang potensinya mencapai 55 megawatt. "Kita sekarang sedang proses untuk perizinan. Mungkin nanti didukung juga dari pemda. Walaupun perizinannya ke pusat, tapi (ada) rekomendasi dari pemprov juga," sebutnya.

Terlebih, eksplorasi di Gunung Tiga berada di area kehutanan, sehingga perlu izin untuk hutan. "Alhamdulillah rekomendasi sudah terbit. Nanti akan kami ajukan ke kementerian untuk izin penggunaan lahan hutan," bebernya.


Dia meyakini dengan dukungan dan kolaborasi bersama pemerintah daerah. Sehingga, tahun 2028 ditargetkan untuk Commercial Operation Date (COD) atau mulai beroperasi. Lalu, unit satu dan dua pada 2029.

Berdasarkan data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Lampung, kini ada total 13 potensi Panas Bumi Sebesar 898. Saat ini terdapat 1 Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi, yaitu WPSE Sekincau Selatan.

Wilayah Kerja Penetapan (4), yaitu WKP Danau Ranau, Gunung Rajabasa, Gunung Way Panas, Way Ratai. Untuk kapasitas terpasang sebesar 220 MW di Ulubelu, Tanggamus.

Potensi energi angin di Lampung tersebar di sekitar pantai barat dan selatan. Kabupaten yang memiliki potensi energi angin, diantaranya: Pesisir Barat, Tanggamus, Pesawaran, dan Lampung Selatan. Kecepatan angin di Provinsi Lampung berkisar diatas 3.8 mps. Sedangkan potensi energi surya tersebar di wilayah Prov. Lampung.

Potensi terbesar terdapat di bagian tengah Lampung yang meliputi kabupaten Lampung Barat, Way Kanan, Tanggamus, Lampung Utara, Lampung Tengah, dan Pesawaran. Potensinya mencapai 135 W/m persegi.

Kemudian, dengan wilayah perbukitan dan memiliki aliran sungai yang cukup banyak, wilayah Lampung bagian barat memiliki potensi Mikrohidro yang cukup banyak.Total potensi mikrohidro di Lampung mencapai 352.320,77 kW. Daerah dengan potensi terbesar terletak di Kabupaten Way Kanan, Kecamatan Banjit dengan potensi 2.947,84 kW.

Belum lagi potensi bioethanol didapatkan dari konversi hasil panen jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. Hasil panen dalam satuan ton dikonversi menjadi potensi energi bioethanol dalam kiloliter (kl). Tiga Kabupaten dengan potensi bioethanol terbesar yaitu Lampung Timur (550 874.84 kL), Lampung Tengah (399 013.51 kL), dan Lampung Utara ( 250 678.37 kL).Ini sekaligus solusi hilirisasi dan industrialiasi agar Harga jabung dan jagung tak anjlok lagi saat panen. Potensi ini bisa membuat masalah petani teratasi sekaligus menyediakan energi hijau (green energy).

Bahan baku utama untuk pembangkitan energi berupa biogas didapatkan dari kotoran hewan. Potensi Biogas berbanding lurus dengan banyaknya hewan ternak (sapi, kerbau, kambing, domba, ungga, babi) di Lampung. Tiga kabupaten dengan potensi terbesar yaitu, Lampung Tengah (83 122 634.48 SLM), Lampung Selatan (68 472 150.35 SLM), dan Lampung Timur (49 753 548.86 SLM).

Tanaman pertanian berupa padi dan kelapa sawit yang dihasilkan di Lampung dapat dijadikan sebagai bahan baku energi biomassa. Lampung Tengah menjadi daerah dengan potensi biomassa terbesar, dengan potensi 61 816 173.09 kWh. Kemudian disusul oleh Lampung Timur (37 092 407.85 kWh) dan Mesuji dengan 30 822 092.09 kWh).

Tarik Investor, Permudah Perizinan

Besarnya potensi ini membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas ESDM terus berupaya mempermudah investor yang akan mengurus perizinan investasi panas bumi dan air. "Kita selalu berupaya mempermudah bagi investor yang ingin mengurus perizinan investasi panas bumi dan air," kata Kepala Bidang (Kabid) Energi ESDM Provinsi Lampung, Sopan Sopian Atiek.

Namun, lanjut Sopian, memang banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh para investor yang ingin berinvestasi di bidang panas bumi dan air. "Iya, karena berhubungan dengan sumber daya alam memang banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Pasalnya, berkaitan dengan lingkungan. Selain itu juga, harus ada persetujuan atau izin dari pusat, yaitu Kementrian ESDM," jelas Sopian Atiek..

Sopian mengungkapkan, Lampung memiliki peluang dalam upaya transisi energi, karena Lampung merupakan salah satu Provinsi yang telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2019 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED) yang sejalan dalam upaya transisi energi. "Hal ini tentunya sejalan dengan komitmen pemerintah pusat dalam upaya transisi energi dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). Selain itu, Lampung juga memiliki potensi panas bumi terbesar ke-2 se-Sumatera dengan total sumber daya panas bumi sebesar 1.758 megawatt (Mwe)," paparnya.Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perizinan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Lampung, Novalinda mengatakan, realisasi target investasi di Lampung di 2024 , yaitu Rp12,960 triliun. "Dan untuk triwulan ketiga telah mencapai Rp7,3 triliun. Sektor terbesar dari listrik gas air, yaitu listrik sebesar Rp1,9 triliun," ujarnya.

Novalinda juga mengungkapkan, terus berupaya menarik para investor untuk berinvestasi dengan membuka peluang. la menyebutkan, beberapa titik energi panas bumi itu tersebar di beberapa kabupaten seperti Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Barat, Pesawaran, dan Waykanan. Potensi energi panas bumi itu, yakni Way Umpu Kecamatan Banjit Waykanan, Purunan dan Bacingot Kecamatan Belalau Lampung Barat, Suoh - Sekincau Lampung Barat, Fajar Bulan Lampung Barat.

"Kemudian Natar Lampung Selatan, Ulubelu Tanggamus, Way Panas Wonosobo Tanggamus, Suka Maju Telukbetung Barat Bandarlampung, Wayratai Padang Cermin Pesawaran, dan Gunung Rajabasa Lampung Selatan," jelasnya. "Terkait penyerapan tenga kerja dibidang energi, sebanyak 9 ribu tenaga kerja Indonesia telah dipekerjakan, dan 17 tenaga kerja asing," tutupnya. (***)

Post a Comment

Previous Post Next Post