Bandarlampung — Rapat Dengar Pendapat (RDP) mengenai harga singkong yang digelar DPRD Provinsi Lampung pada Senin 16 Desember 2024 tak berujung mendapatkan solusi.
Alhasil, RDP yang sempat ditunda itupun akhirnya hanya menghasilkan solusi mengenai harga Singkong di Lampung. Di mana DPRD Provinsi Lampung menginginkan harga singkong menjadi Rp1.500 per kg.
Namun hal itu ditolak 26 pengusaha yang hadir.
Bahkan salah satu pengusaha dari PT. Umas Jaya Agrotama mengungkapkan masih mematuhi kesepakatan Gubernur Lampung pada 2021 lalu.
Namun beberapa perusahaan pengelolaan tapioka disebut membeli dengan harga yang beragam.
"Seperti Sungai Budi itu membeli Rp1.050 per kg, SPM Rp1.100 sampai Rp1.200 per kg, kami siap untuk diatas Rp900 karena sudah berjalan," katanya.
Namun untuk permintaan DPRD Provinsi Lampung sebelumnya menaikkan menjadi Rp1.500 per kg dianggap masih keberatan oleh perwakilan PT. Sinar Pematang Mulia, Tigor.
"Kalau sekarang singkong ini ukurannya seperti wortel, sangat kecil, sehingga kalau kami tidak bisa disamakan Rp1.500. tapi kalau kami sekarang sudah beli diatas kesepakatan," katanya.
Sementara DPRD Provinsi Lampung yang diwakili Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung, Ahmad Basuki masih menekankan harga Rp1.500 merupakan aspirasi petani singkong di Provinsi Lampung.
"Ya kami ini menyampaikan aspirasi dari masyarakat yang meminta harga singkong ini 1.500 per kg dengan rafraksi 15 persen," jelasnya.
Selain itu adanya keluhan pengusaha soal ukuran singkong atau usia tanam yang tidak cukup sehingga menyebabkan kadar aci yang rendah menurut
"Agar ini tidak kejadian berulang kembali, karenanya kami merekomendasikan pemerintah daerah untuk segera membentuk tim khusus guna mengkaji dan merumuskan harga dasar eceran terendah singkong untuk tahun 2025," tambahnya.
Nantinya kajian ini akan dituangkan dalam bentuk Perda. Selain itu DPRD Provinsi Lampung juga meminta Pemprov Lampung menetapkan singkong sebagai komoditas oangan unggulan Lampung. (*)
Post a Comment