Debat Kedua, Dua Paslon Gubernur-Wakil Gubernur Komitmen Lestarikan Bahasa Lampung Wisata Lampung


Dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung berkomitmen untuk terus melestarikan Bahasa Lampung dalam debat kedua Pilgub Lampung, di Hotel Novotel, Sabtu (2/11).

Pada debat kedua ini, Paslon 01 Arinal Djunaidi dan Sutono serta Paslon 02 Rahmat Mirzani Djausal dan Jihan Nurlela adu gagasan terkait tema Hukum, Pemerintahan, Sosial, dan Budaya.

Panelis bertanya kepada Paslon 01 tentang upaya menjaga identitas budaya di tengah arus globalisasi, pentingnya bahasa daerah, khususnya bahasa Lampung, semakin mendesak untuk diperhatikan.

Pasalnya, saat ini hanya 13,28 persen populasi etnis Lampung yang aktif menggunakan bahasa daerah, yang mengkhawatirkan bagi kelestarian warisan budaya lokal.

Calon gubernur Lampung nomor urut 01, Arinal Djunaidi mengatakan bahwa meskipun provinsi ini menerima pengaruh berbagai bahasa, bahasa Lampung tetap menjadi prioritas.

“Kita harus menjunjung tinggi prinsip ‘di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung’,” ujar Arinal.

Dia melanjutkan, Bahasa Lampung tetap menjadi bagian dari kurikulum. Selain itu, dia juga menekankan pentingnya partisipasi seluruh masyarakat dalam melestarikan bahasa dan budaya Lampung.

"Ini bukan hanya tugas gubernur, tugas kita semua agar kita mampu mempertahankan keindahan dan kearifan lokal,” tegas Arinal.

Sementara itu, Calon Wakil Gubernur Nomor Urut 1 Sutono menambahkan pihaknya akan memberikan apresiasi kepada guru-guru yang mengajarkan bahasa Lampung, serta memperbanyak event untuk mengembangkan dan melestarikan bahasa dan budaya Lampung.

Tak mau kalah, Calon Gubernur Lampung Nomor Urut 2 Rahmat Mirzani Djausal mengatakan apresiasi setinggi-tingginya kepada Universitas Lampung (Unila) yang memiliki program studi Bahasa Lampung.

"Tapi yang harus dipastikan lagi adalah lulusan itu terserap dengan baik, sehingga itu akan meningkatkan SDM yang unggul berbahasa Lampung," kata Mirza.

Calon Wakil Gubernur Nomor Urut 2 Jihan Nurlela menambahkan bahwa kebiasaan berbahasa Lampung itu juga harus dimulai dari diri sendiri dan di lingkungan paling kecil.

"Jika terpilih nanti, kami akan menerapkan Hari Kamis Lampung, kita akan berbicara bahasa Lampung di wilayah birokrat untuk Budaya batik Lampung," pungkasnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post