TBM Surya Kencana Belajar Jurnalistik Bersama Juniardi



Prov. Lampung–News|Dunia jurnalistik mengalami perubahan yang sangat pesat dan dinamis dengan munculnya media digital (online) yang memudahkan jangkauan penyampaian informasi lebih luas dan cepat.

“Tidak bisa dielakkan, teknologi berkembang begitu pesat, selain menghasilkan informasi baik melalui radio dan televisi, juga telah merambah melalui lini media digital. Kini berita apapun begitu cepat dengan jangkauan yang luas, dan bisa disajikan saat peristiwa itu sedang terjadi,” kata Juniardi, saat menjadi pembicara dalam acara Pelatihan Menulis Berita Artikel di Taman Baca Masyarakat (TBM) Surya Kencana, Bandar Lampung, Sabtu (12/10/2024) kemarin.

Menurut Juniardi, kondisi itu juga diimbangi dengan menjamurnya portal-portal media digital, baik website lembaga negara, website pribadi, website bisnis, hingga website media pers, atau dikenal dengan media siber alias media online.

“Kabar di media sosial menjadi informasi awal bagi jurnalis atau wartawan, kemudian diolah menjadi berita setelah melalui berbagai proses. Mulai dari menguji kebenaran informasi itu, melakukan cros cek, melakukan wawancara, hingga layak diterbitkan menjadi sebuah berita di laman media pers,” lanjut pimred sinarlampung.co itu.

Dewan Pakar JMSI Lampung ini menyebutkan bahwa penulisan berita, baik pada portal website, televisi, radio, maupun foto, di era digital memang lebih cepat, juga dengan jangkauan penerima informasi yang luas. Informasi atau data lama juga dapat kembali diakses. Bahkan, aksesibilitas dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, kemudahan dalam mencari sumber informasi yang relevan, serta penggunaan yang praktis dan fleksibel.

Meski demikian, ujar Juniardi, dalam jurnalistik, informasi atau data tidak hanya aktual, tapi juga harus akurat. Karena dalam menentukan peristiwa atau kejadian untuk dijadikan sebagai bahan berita itu selain aktual juga harus dianggap penting untuk disebarluaskan.

“Penulis berita umumnya memiliki teknik pengumpulan Informasi, misalnya mengumpulkan informasi berupa fakta dengan cara melakukan wawancara, observasi atau doku,” tambah Ketua Komisi Informasi Provinsi Lampung periode pertama itu.

Dalam jurnalistik, kata alumni Magister Hukum FH Unila ini, jurnalis biasa menggunakan rumus 5W+1H yaitu What, Who, Where, When, dan How. Atau kebanyakan memunculkan aspek unsur Why, kemudian unsur lima lainnya hanya merupakan pelengkap.

“Kemudian membuat kerangka berita, yakni judul, teras, serta kelengkapan atau penjelasan berita. Teras berita merupakan alinea pertama sebuah berita. Teras berita sebaiknya dibuat ringkas, serta diawali dengan unsur Who dan What. Sesuaikan struktur penulisan dengan kaidah bahasa Indonesia yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan,” urainya.

Baru selanjutnya, sambung Juniardi, menulis isi berita yang merupakan detail informasi yang ingin disampaikan dalam sebuah berita.

“Untuk menghindari kesalahan penulisan, biasanya dilakukan penyuntingan berita, mulai dari ejaan, nama, lokasi, dan lainnya. Termasuk, tata bahasa, makna kalimat, dan pembedaan opini dengan fakta. Karena dalam penulisan berita yang akan dipublikasikan harus memperhatikan hal tersebut, agar tidak melanggar kode etik jurnalistik,” Juniardi membeberkan.

Terakhir, Juniardi mengingatkan untuk tidak menunda-nunda tulisan, baik itu waktu menulis berita atau ingin menulis artikel. “Jangan menunda dalam menulis berita. Karena semakin cepat berita disebar, semakin cepat pula informasi yang diterima pembaca,” katanya dihadapan peserta yang terdiri dari mahasiswa dan penggiat TBM.

Untuk diketahui, TBM Surya Kencana di Jln Bumi Manti II, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Labuhan Ratu, Kota Bandar Lampung, menggelar Pelatihan Menulis Berita/Artikel dalam rangka Bantuan Pemerintah untuk Komunitas Literasi tahun 2024. Kegiatan dikomandoi Koordinator Pelaksana, Eni Hasnawati, SPd, MPd, dan sekretaris Nita Lestard, SPd, dan Ketua TBM Surya Kencana, Siti Nurjauh, AMd.

Post a Comment

Previous Post Next Post