Debat kandidat perdana Pilkada Bandar Lampung memanas. Hal itu terjadi saat Calon Walikota Bandar Lampung Nomor Urut 1 Reihana dan Calon Nomor Urut 2 Eva Dwiana membahas pelayanan administrasi penduduk (adminduk) khususnya e-KTP.
Debat kandidat perdana yang bertemakan tata kelola pemerintah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat ini digelar di Hotel Emersia, Bandar Lampung, Senin (28/10)
Moderator mulanya membacakan pernyataan kepada Paslon 1 Reihana dan Aryodhia Febriansyah mengenai penilaian Ombudsman mengenai pelayanan e-KTP yang lambat dan suasana kantor yang kurang nyaman.
Saat ditanya solusi atas permasalahan tersebut, Reihana mengatakan akan mengubah bentuk kantor agar pemohon semakin nyaman. Selain itu, dia akan melakukan evaluasi apa saja yang menyebabkan keterlambatan pelayanan.
"Mall pelayanan publik tidak terintegrasi dengan kantor Disdukcapil, oleh karena itu perencanaan program harus ada perencanaan yang teliti, agar pelaksanaannya masyarakat mendapat pelayanan," katanya.
Menanggapi itu, Eva Dwiana langsung membantah adanya keterlambatan pelayanan. Dia menegaskan, Pemerintah Kota berhati-hati karena banyaknya warga yang ingin pindah ke Bandar Lampung.
"Saya tiap hari keliling ke Disdukcapil, beberapa bulan lalu memang ada keterlambatan tapi modenya kurang, tapi setalah kamu lapor ke pusat, pelayanan bisa segera lancar," jelas Eva Dwiana.
Eva Dwiana melanjutkan, dirinya akan meningkatkan pelayanan agar lebih baik dengan berkolaborasi dengan pemerintah pusat. Salah satunya dengan menambah pencetak e-KTP.
Tetapi, Reihana mengatakan jika ada keterlambatan maka harus segera diberikan solusinya. Jika dirinya terpilih, dia akan memperbaiki dan memberikan sosialisasi mengenai sistem elektronik.
"Kalau masyarakat tidak mengerti tentang sistem elektronik ini bagaimana pelayanan mau cepat. Maka kalau kami terpilih, di lokasi pelayanan tersebut akan ada pegawai yang beri penjelasan. Jangan bilang mau smart city tapi elektronik yang digunakan di bawah Mesuji," tegas Reihana.
Post a Comment