Pameran Bonsai Nasional 2024, diselenggarakan oleh Perhimpunan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Tanggamus di area wisata kolam renang Butterfly Gisting pada Sabtu, 31 Agustus 2024.
Pameran ini tidak hanya menampilkan keindahan tanaman kerdil yang dikenal dengan sebutan bonsai, tetapi juga menjadi ajang silahturahmi,pertemuan dan berbagi informasi serta ilmu bagi para penggemar bonsai.
Acara ini di hadiri sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat. Pj Bupati Tanggamus, Mulyadi Irsan, membuka secara resmi pameran bonsai tingkat nasional ini. Turut hadir dalam acara tersebut adalah Kepala Dinas Pariwisata Tanggamus, Suyanto, Anggota DPRD Tanggamus Wandi dan Agung Basuki, serta Anggota DPRD Provinsi Lampung, Heni Susilo. Kehadiran para pejabat dan tokoh masyarakat inimemberikan dukungan penuh terhadap seni bonsai di Tanggamus.
Sementara itu, Pj Bupati Tanggamus, Mulyadi Irsan, mengaku bangga dengan penyelenggaraan pameran bonsai tingkat nasional ini. Ia menyampaikan apresiasi tinggi terhadap komunitas PPBI yang telah berhasil mengadakan acara sebesar ini. Menurutnya, penggemar bonsai memiliki keunikan tersendiri, yakni kesabaran, ketelitian, dan seni dalam merawat tanaman.
“Merawat bonsai memberikan filosofi tersendiri yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam merawat Tanggamus agar menjadi lebih baik di masa depan,” kata Mulyadi.
Ketua PPBI Tanggamus, Ari Yuda, mengungkapkan bahwa pameran ini diadakan dalam rangka memperingati HUT ke-79 Republik Indonesia dan HUT ke-45 PPBI. Kegiatan ini berlangsung sejak 26 Agustus hingga 6 September 2024, dengan peserta yang berasal dari 14 kabupaten/kota, serta beberapa peserta dari Tangerang dan Surabaya.
Ari Yuda menjelaskan bahwa harga bonsai yang mencapai ratusan juta rupiah bukanlah hal yang mengherankan. Menurutnya, nilai ekonomis bonsai sangat bergantung pada seni dan kreativitas yang ditanamkan dalam merawat tanaman tersebut.
“Kami berharap, PPBI Tanggamus ke depannya bisa menjadi industri kreatif yang melahirkan pembonsai-pembonsai dengan nilai ekonomi tinggi, serta menjadi acuan dalam event nasional,.
Andi Wijaya, seorang peserta asal Bandar Lampung, mengungkapkan antusiasmenya dalam mengikuti pameran ini. “Persiapan untuk pameran ini sangat detail. Kami harus menyiapkan pohon, merapikan pot, bahkan menyiapkan meja dan perlengkapan lainnya. Semua dilakukan bersama-sama dengan teman-teman dari Bandar Lampung, kemudian barang-barang kami kirim ke sini,” ujar Andi Wijaya yang juga menjabat sebagai Sekretaris PPBI Bandar Lampung.
Mengenai nilai ekonomis bonsai, Andi menjelaskan bahwa harga bonsai sangat relatif, tergantung pada kematangan pohon dan keunikan seni yang dihasilkan.
“Nilai tinggi relatif sih, tergantung kematangan dan berbagai faktor lainnya. Dalam hobi bonsai, semakin lama dan semakin baik perawatannya, maka nilai bonsai bisa sangat tinggi,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa proses pembentukan bonsai membutuhkan waktu yang sangat lama.
“Kalau untuk bonsai, kita bicaranya tahunan bahkan puluhan tahun. Bonsai dengan ukuran small to medium saja butuh waktu minimal 5 sampai 10 tahun. Tapi kalau sudah sampai ukuran L atau XL, mungkin butuh 20 sampai 40 tahun untuk mencapai bonsai yang maksimal,” ujar Andi.
Andi berharap dengan kepemimpinan Ari Yuda sebagai Ketua PPBI Tanggamus, perkembangan bonsai di Tanggamus semakin maju dan menghasilkan bonsai-bonsai berkualitas.
“Semoga bonsai-bonsai di Tanggamus semakin berkembang dan semakin keren di bawah kepemimpinan Pak Ari Yuda,” harapnya.
Post a Comment