LAMPUNG, - Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bandarlampung H. Rahmat Mirzani Djausal (Mirza) menghadirkan Ketua Takmir Masjid Al Falah Ki Kusnadi Ikhawani untuk memaparkan bagaimana Masjid Raya Al Falah Sragen Jateng jadi rujukan dan pusat literasi manajemen masjid nasional.
Tampil di hadapan 400 takmir, Ki Kusnadi Ikhwani berbagi kiat bagaimana mengelola masjid sehingga Masjid Raya Al Falah kini menjadi rujukan dan pusat literasi manajemen masjid nasional.
Dikatakannya, pada 2015, dirinya dipercaya menjadi ketua takmir. Terobosan pertama yang dilakukannya adalah menggaji imam masjid dengan upah tiga kali UMR setempat. "Tentu saja banyak tantangan karena dianggap pada saat itu tak lazim," katanya.
Kini, tak hanya imam yang bergaji. Masjid Raya Al-Falah Sragen memiliki lebih dari 30 Karyawan yang dibayar professional, terdiri dari 5 petugas keamanan, 6 petugas kebersihan, dan 5 personel Brigade Bersih Masjid.
Mereka semua digaji setara UMK. Selain itu masih ada lagi beberapa divisi yang ada di Masjid Raya Al Falah Sragen seperti tim IT, pengelola BUMM dan juga beberapa pos managerial.
Banyaknya kegiatan yang berjalan di Masjid Raya Al-Falah Sragen inilah yang membuat masjid ini tak pernah sepi. Meski di luar Ramadan, jamaah salatnya selalu ramai.
Sejumlah terobosan yang dilakukan yakni menolkaan bahkan meinuskan saldo kas masjid tiap akhir bulan.
Kemudian, menyediakan buka puasa dan sahur ramadhan 2000 porsi, menyediakan buka puasa Senin dan Kamis. Minuman Gratis Selalu tersedia untuk jamaah. Memberangkatkan umroh bagi jamaah salat terawih yang paling rajin salat.,
"Kami juga punyta layanan Brigade Bersih Masjid yang melayani pembersihan-masjid sekitar Sragen," kata Ki Kusnadi.
Selain menggaji aeluruh karyawan, pihaknya juga memberikan hadiah sepeda motor bagi jamaah salat subuh terajin. Lalu, ada ATM beras untuk kaum dhuafa, hingga mengganti barang yang hilang di dalam masjid.
"Parfum gratis selalu tersedia untuk jamaah. Penitipan barang gratis dan ada petugas jaga," kata Ki Kusnadi.
Di bidang ekonomi umat, pihaknya punya program pemberdayaan pedagang kaki lima (PKL) sekitar masjid, layanan event organizer Wedding (pernikahan), dan mendirikan Badan Usaha Milik Masjid (BUMM).
"Ada juga makan gratis setelah kajian subuh ahad dan streaming kajian di medsos Masjid Raya Al-Falah," kata dia.
Kunci sukses pengelolaan masjid, kata Ki Kusnadi, takmir harus fokus bekerja, iklas, dan dermawan. Kemudian, manajemen masjid diserahkan kepada anak-anak muda yang kreatif.
"Jangan mengurus masjid sambilan dengan sisa waktu dan tenaga. Tapi harus fokus dan amanah," kata Ki Kusnadi.
Post a Comment