Pesisir Barat - Pembangunan Pagar Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri 1 (Satu) Krui yang terletak di Pekon Kampung Jawa, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat diduga hanya jadi wadah bagi kontraktor untuk mencari untung diluar batas kewajaran.
Pasalnya pekerjaan yang bernilai lebih dari 93 Juta Rupiah tersebut yang dikerjakan oleh CV. Bumi Ratu ternyata kualitasnya sangat buruk. Dari fakta dilapangan, pagar disisi kiri sekolah dengan panjang sekitar 42 Meter hanya memiliki ketebalan 5 Centimeter saja, dan parahnya pagar tersebut ternyata hanya dibuat dari dinding cetakan yang sangat tipis dan tidak dibangun dengan pondasi maupun sloof dibagian atas melainkan hanya ditempel dengan tiang tulang dengan jarak sekitar 2,5 Meter. Al hasil, dinding cetakan yang hanya ditempel dan digantung sangat berpotensi untuk roboh.
Ketika dinding didorong dengan tangan, dinding cetakan bergoyang mengikut alunan tangan, dan diperkirakan sangat rapuh saat menghadapi gempa bumi, terlebih Pesisir Barat merupakan daerah paling rawan bencana gempa bumi di Lampung.
Lokasi pagar yang mengelilingi tempat pendidikan anak ini ditakutkan dapat mengancam keselamatan anak saat mengenyam pendidikan di TK Negeri 1 Krui, akibat pembuatannya yang dilakukan secara amburadul.
Selain itu, di beberapa bagian pagar sisi kiri dan kanan yang baru selesai dikerjakan hitungan minggu ini sudah mengalami keretakan, baik di sepanjang sisi pagar cetakan maupun tiang tulang, dan di ujung pagar yang hanya ditempel tanpa menggunakan sloof dengan bangunan milik MAN 1 (Satu) Krui disisi kiri dan rumah warga di sisi kanan.
Disisi lain, pagar yang berada di bagian depan sekolah memang cukup bagus jika dilihat secara kasat mata dibanding sisi kanan dan kiri, entah mengapa terdapat perbedaan antara ketiganya, namun pagar di sisi depan ternyata juga tak sebagus yang dikira.
Pasalnya, pagar tersebut diduga tidak dibangun dengan sloof sepanjang bagian bawah pagar, melainkan hanya dibuat pondasi dari batu bata yang ditimpa dengan semen secara langsung.
Dibagian pintu pagar juga tak dibuat pintu penutup melainkan hanya dipasangi kayu yang difungsikan sebagai pintu, bak sebuah pintu kandang kambing yang telah lapuk dimakan hujan. Dugaan penggunaan komposisi adukan yang buruk juga terlihat dengan mulai retaknya plester pagar depan bagian atas, dan diperkirakan pembangunan pagar TK 1 Krui tersebut tidak akan bertahan lama untuk mencapai kerusakan.
Akibat carut marutnya pengerjaan proyek ini menjadi preseden buruk bagi pembangunan dunia pendidikan di Pesisir Barat, sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi generasi mengenyam pendidikan, malah menjadi ancaman bagi anak karena keselamatan mereka tidak terjamin.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak kontraktor dan PPK dinas pendidikan belum berhasil di konfirmasi. (Andrean/AKJII)
Post a Comment