Diskusi Pemilu 2024, Ketua KNPI Lampung: Pemilih Pemula Cerdas Pilih Pemimpin Berkualitas


BANDARLAMPUNG – Radar Kitchen Bar and Lounge menggelar acara Intercession Bandar Lampung, Jalan Yos Sudarso, Garuntang, Telukbetung Selatan, Kota Bandar Lampung, Selasa (26/07)

Kegiatan itu dilaksanakan untuk memberikan pemahaman kepada pemilih pemula dalam menghadapi pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Diskusi tersebut dihadiri sejumlah narasumber, yakni Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Lampung Iqbal Ardiansyah,
Ketua KPW Partai Rakyat Demokratik (PRD) Lampung Arfan ABP

Lalu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung Nurul Ikhwan, dan Rektor Institut Informasi dan Bisnis (IIB) Darmajaya Dr. Ir. H. Firmansyah Y. Alfian MBA. MSc.

Dalam diskusi itu Ketua DPD KNPI Provinsi Lampung Iqbal Ardiansyah, berpendapat sebagai partisipasi dalam pemilihan umum (pemilu) pemilih pemula terlebih dahulu diberikan sosialisasi

“Harus disosialisasikan, baik tingkat kota sampai kabupaten, hingga nantinya pemilihan presiden. Kita pahami betapa pentingnya hak suara kita bila tidak kita gunakan,” katanya, Selasa (25/07).

Ia menambahkan, pentingnya mensosialisasikan kepada para pemula guna bisa memilih pemimpin yang berkualitas

“Sebagai pemilih cerdas harus mampu nantinya memilih pemimpin yang yang berkualitas. Suara mu untuk bangsa mu,” tambahnya

Lebih lanjut ia menyampaikan, minimnya partisipasi masyarakat dalam pemilu bisa disebabkan karena ketidaktahuannya atau ketidakpedulian pemula, sehingga menimbulkan sikap apatis terhadap kegiatan pemilu.

“Hal tersebut sangat disayangkan karena dari pemilu ini dapat menentukan kondisi bangsa kedepannya dengan memilih pemimpin yang benar-benar peduli dengan rakyat,” jelasnya.

Ia menjelaskan, peranan pemilih pemula dari kalangan pelajar SMA kelas 3 dan mahasiswa belum maksimal saat pelaksanaan. Seharusnya, mereka lebih aktif berperan dan berpartisipasi di setiap tahapan pemilu yang telah disusun oleh KPU.

“Mahasiswa adalah agen of change, kalangan intelektual dalam tatanan masyarakat, tentunya harus menjadi pemilih yang cerdas, dapat memilih pemimpin yang dapat membawa perubahan untuk lima tahun kedepan,” tukasnya

Ia mengajak semuanya untuk menjadi pemilih cerdas. Sebab itu, perlu ada kiat-kiatnya, seperti memastikan nama kita terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) bisa diakses melalui website kpu.go.id,

Iqbal menyarankan bagi pemula untuk selektif dalam memilih pemimpin, seperti mengetahui visi, misi dan program peserta pemilu, kenali rekam jejak calon melalui TV, koran, elektronik, facebook, twitter, Ig, Tiktok, kenali daftar calon, pastikan pilihan kita

“Catat janjinya, lihat media kampanye, waspada jelang kampanye. Pastikan undangan memilih di tangan, terakhir datang dan coblos,” tandasnya.

Sementara itu, Rektor IIB Darmajaya Dr. Ir. H. Firmansyah Y. Alfian MBA. MSc. menyampaikan Urgensi Partisipasi Dalam Pemilu 2024. Masalah pemilu itu kaitannya dengan demokrasi dan partisipasi politik.

Salah satu prasyarat dari demokrasi adalah terselenggaranya pemilu. Pemilu merupakan mekanisme dalam sirkulasi kekuasaan, sebagai sarana rekrutmen politik, wujud dari partisipasi politik warga, dan sebagai media dalam pendidikan politik.

“Namun, tingkat partisipasi politik warga menunjukan kecenderungan menurun. dan ditandai juga dengan pragmatisme pemilih,” ucapnya.

Menurutnya, demokrasi berkorelasi dengan kecerdasan pemilih. Untuk itu perlu agen demokrasi. Tantangan dari agen demokrasi, rendahnya partisipasi politik yang diindikasikan dengan rendahnya kapabilitas sistem politik, kesadaran politik dan krisis kepercayaan.

“Artinya, pemilu sebagai salah satu prasyarat demokrasi belum mendukung bagi pematangan demokrasi. Tidak ada demokrasi tanpa aktor demokrasi, untuk itu sebagai mahasiswa harus siap menjadi agen demokrasi,” imbuhnya.

Dari hasil survei lembaga terpercaya seperti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Kompas, dan lainnya mengatakan bahwa generasi muda ini yang akan memilih ditahun 2024 angkanya sampai 60 persen.

Tetapi, lanjutnya, kecenderungannya bahwa orang-orang yang tidak suka politik atau apolitik sehingga mereka masih bimbang dalam menetapkan pilihan walaupun dari hasil survei juga mengatakan bahwa mereka ini akan mempergunakan hak pilihnya 80 persen.

“Maka, bagaimana tugas kita agar mereka mau memahami politik. Oke lah mereka tidak terjun di politik. Tapi, mereka ikut perkembangan politik di Indonesia. Sehingga, mereka bisa melakukan hak pilihnya dengan cermat dan bijak,” ucapnya.

Menurutnya, memberikan sosialisasi pemilu kepada para pemilih pemula guna menghindari pemilih pemula untuk tidak mengambil keputusan golongan putih (golput) dan anti politik

“Karena mereka adalah kelompok besar dari pemilih, inilah tugas kita untuk bisa menggerakkan pemilih-pemilih muda ini untuk cerdas menetapkan pilihannya dan tidak anti politik,” pungkasnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post