Anshori: Fornas KORMI Semakin Besar, Lampung Posisi 9 Tantangan Semakin Berat


Bandung ---- Festival Olah Raga Nasional (Fornas) yang diselenggarakan oleh Komite Olah Raga Masyarakat Indonesia (KORMI) nasional baru memasuki pelaksanaan yang ke 7, yang bisa diartikan masih sangat mudah dan baru mencari identitasnya.

Jika dibandingkan dengan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang domainnya ada di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, maka baru sepertiganya, karena PON sudah memasuki tahun ke-21 atau artinya sudah lebih dari 80 tahun berlangsung.

Dari 38 provinsi yang turut dalam Fornas kali ini, tercatat ada lebih dari 22 ribu yang terdiri dari pegiat Inorga (atlet), Pelatih, Ofisial, panitia dari KORMI daerah, dan lain-lain. Ini tentu jumlah yang tidak kecil untuk kuantitas dalam sebuah even olahraga.

Bahkan ditengarai, Fornas akan terus meningkat dan terus bertambah besar, selain karena pertambahan Inorga, juga pertambahan dan pengembangan nomor perlombaannya.

Menurut Ketua KORMI Lampung, Anshori Djausal, Fornas sudah membuktikan betapa masyarakat Indonesia memiliki kekayaan lain yang tersimpan selama ini, yakni olahraga tradisional. “Indonesia ini negara yang sangat spesifik dibanding dengan negara lainnya di dunia ini. Banyak hal yang kita punya dan bangsa lain tidak punya. Dan ketika ini dijadikan sebuah lomba, maka pengikutnya besar dan terus makin besar.” Katanya, Minggu 9 Juli 2023.

Dengan semakin besarnya volume Fornas, maka kedepan tantangannya akan sangat berat. Kualitasnya pun diharapkan di seluruh inorga akan terus meningkat dan membaik.



Kontingen Lampung yang sudah punya nama besar diblantika olahraga Indonesia selalu jadi perhatian dari kontingen peserta Fornas. Pada Fornas VII tahun 2023 di Jawa Barat ini Lampung finish pada urutan 9 klasemen akhir dengan perolehan medali 25 Emas, 24 Perak dan 24 Perunggu.

Sementara urutan perolehan medali di akhir klasemen, urutan pertama Jawa Barat 169 Emas – 162 Perak – 132 Perunggu, Jawa Timur (71-69-64), DKI Jakarta (67-66-69), Banten (42-37-44), Sumsel (32-30-38), Jateng (31-40-45), Kalsel (29-25-15), Kaltim (27-27-30), dan pada urutan ke-9, Lampung (25-24-24).

Soal Jumlah Peserta

Dari daftar yang diperoleh dari situs Fornas 2023, bisa dilihat beberapa privinsi yang mengirimkan atletnya, seperti Tuan rumah Jawa Barat mengirimkan pegiat (atlet) 5.855 orang, kemudian DKI Jakarta (2.167), Jawa Timur (1.575), Jateng (1.441), Banten (1.396), Sumsel (1.244), Lampung (771), Kalsel (564), Kaltim (696), DIY (368).

Melihat hal ini, Ketua KORMI Lampung, Anshori Djausal menarik beberapa catatan yang bisa disimpulkan sebagai bahan pemikiran untuk membuat program yang jauh lebih tepat dan efektif ke depan.

“Pertama, Fornas ini semakin besar. Semakin menarik perhatian rakyat Indonesia, semakin menarik perhatian pegiat olahraga tradisional. Bandingkan saat Fornas ke-5 di Kalimantan Timur, Ke-6 di Sumatera Selatan dan ke-7 di Bandung Jawa Barat, pesertanya terus bertambah dan berlipat-lipat. Di Samarinda sekitar 7 ribuan, di Sumsel sudah 12 ribuan dan di Jabar ini tidak kurang dari 22 ribu peserta, bayangkan kenaikannya,” kata Anshori kepada tim media di Bandung, Minggu 9 Juli 2023.

Kontingen Lampung selalu berada pada urutan ke-7 keatas dalam urursan kuantitas pengiriman inorga dan pegiatnya (cabang olahraga dan atletnya – red). Seperti ketika di Sumatera Selatan, Lampung juga berada di urutan ke 7 banyaknya kontingen, dan di Jawa Barat ini, Lampung juga berada diurutan ke-9.

“Kita memang masih perlu banyak evaluasi yang serius, jika ingin menjadikan Fornas sebuah event nasional dengan capaian prestasi yang bagus. Tidak ada prestasi yang tidak dipersiapkan dengan baik. Beberapa inorga yang di Palembang memperoleh medali emas, di Bandung kemarin gagal, namun ada yang belum dapat medali di Palembang malah bisa meraih medali emas. Ini bukti bahwa prestasi itu harus tetap dimenej, dan dipertahankan dengan usaha yang keras dan fokus,” ungkap Anshori.

Dengan kekuatan jumlah kontingen ada diurutan ke-7 besar, maka memberikan kesan bahwa untuk merangsek ke papan lima besar sangat berat, apalagi kontingen dari pulau Jawa saat ini sudah mulai dengan kuantitas yang luar biasa besar. “Sulit kalau berbanding dari segi banyaknya pegiat dari provinsi-provinsi di pulau Jawa. Maka saat ini kita finish di urutan 9 ini sangat bagus. Ada beberapa medali emas yang lepas dari Palembang kemarin, mungkin sudah tertutup dari para inorga baru, seperti FYBI Lampung yang meraih 3 medali emas, dan inorga lain yang konsisten, dan ada pula yang naik,” tambahnya.

Diperhatikan dan Dibina

Anshori juga menyoroti beberapa inorga yang belum beruntung meraih medali, agar bisa melaukan evaluasi yang serius untuk ke depannya. Dia mengingatkan agar para ketua inorga segera mengambil langkah untuk membenahi kekurangan dan kelemahannya.

“Saya kira kalau mau serius, potensi Lampung ini sanga besar. Ada 24 medali perak yaa. Kalau dari sini saja ada 50 persennya jadi medali emas, maka ceritanya akan lain. Maka dari itu, saya berharap teman-teman Inorga sekembali dari Bandung melakukan evaluasi dan sungguh-sungguh membina pasukannya,” kata Anshori.

Jika setiap inorga, sambung Anshori, menyumbangkan satu saja medali emas, maka sudah ada 40-an medali emas yang ada di kontingen Lampung. “Namun tidak semudah itu memang. Tetapi kan bukan suatu hal yang mustahil. Makin ke sini kan makin memiliki pengalaman, apa kekurangan dan kelebihannya sendiri. Ini bisa segera dibenahi dan ditingkatkan kualitasnya.” Ungkapnya.

Lampung, lanjut Anshori, memiliki 41 inorga anggota yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota. “Masih banyak inorga yang terdaftar di KORMI Nasional dan belum ada di Lampung. Ini memungkinkan adanya penambahan inorga dan pegiatnya, yang tentu akan memberikan kekuatan sekaligus beban kepada provinsi Lampung. Kekuatan dari segi kuantitas inorga dan pegiatnya, beban pada anggaran semakin berat juga,” tambahnya.

Tuan Rumah Fornas

Jika melihat beberapa pengalaman Fornas di beberapa provinsi penyelenggara belakangan ini seperti Kaltim, Sumsel dan Jabar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara infrastruktur dan venuenya, Lampung memiliki dan bisa menampung 41 inorga untuk bertanding di Lampung dalam rangka tuan rumah Fornas tahun 2027-2028.

“Tuan rumah? Why Not? Kita punya banyak lokasi yang bisa menjadi venue perlombaan kok. Daya tampung hotel juga masih bisa lah. Lalu transportasi relatif tidak macet parah. Dan SDM mungkin kita tidak kalah berpengalaman dengan daerah lain. Tinggal bagaimana dukungan finansial pemerintah provinsi Lampung,” tambah Anshori.

Menurut Anshori, untuk bisa menjadi tuan rumah tentu harus didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Lampung, karena bagaimana pun ini menyangkut banyak hal yang bisa memberikan keuntungan bagi Provinsi Lampung. “Ini banyak kaitannya. Yang langsung terkait adalah sektor ekonomi. Perhotelan, makanan dan minuman, pariwisata dan msih banyak lagi dari sektor UMKM yang pasti terkait di sini,” ungkapnya.

Tetapi, lanjut Anshori, untuk menjadi tuan rumah harus juga kuat pada materi perlombaan. “Inorga kita juga sudah harus kuat dulu. Karena seluruh provinsi di Jawa pasti akan mengirim kontingen dalam jumlah besar kalau diadakan di Lampung. Karena Lampung sangat mudah dijangkau. Mungkin kontingen pulau Jawa saja bisa tembus 20 ribuan orang, belum yang lain dari Sumatera juga bisa tembus 10 ribuan,” katanya.

Namun dia mensinyalir bahwa Lampung akan sangat beruntung jika menyelenggarakan Fornas tahun-tahun depan. Diketahui Fornas 2025 akan diadakan di Labuan Bajo NTB.

Dalam kesempatan ini, Anshori mengucapkan terima kasih kepada seluruh pegita yang berpartisipasi di Fornas VII Jawa Barat dengan kerja keras tanpa pamrih yang luar biasa itu menjadikan Lampung tetap dipandang sebagai provinsi yang punya kualitas.

“Terima kasih teman-teman inorga dan pegiatnya tanpa kecuali, baik yang dibiayai maupun mandiri atau apapun istilahnya. Kalian semia luar biasa. Tidak ada janji apapun, tidak ada iming-iming apapun dari Fornas ini. Tetapi kalian benar-benar telah melakukan hal besar untuk Lampung. Hadir sebagai petarung, sebagai ksatria. Banyak dirugikan di lapangan pun tak masalah, tetapi silaturahmi dan kegembiraan terjalin dengan baik. Sekali lagi saya selaku pribadi maupun ketua KORMI Lampung atas nama teman-teman KORMI Lampung mohon maaf jika ada yang kurang dan salah. Kita tetap dalam satu keluarga besar KORMI untuk tetap sehat, Bugar, Bahagia dan luaar biasaa,” ungkapnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post