Tingkatkan Studi Partisipatif Dalam Memahami Kondisi Fasilitas Sanitasi Serta Perilaku Masyarakat, Dinkes Pesibar Gelar Supervisor EHRA


Pesisir Barat - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat resmi membuka pelatihan Supervisor, Enumerator, dan Petugas Entry Data Studi Environmental Health Risk Assement (EHRA) atau studi penilaian resiko kesehatan lingkungan tahun 2023, bertempat di Aula STIT AL-Multazam Krui, Jumat (09-06-2023).

Dalam sambutannya Tedi Menyebutkan studi penilaian resiko Kesehatan Lingkungan atau Environmental Health Risk Assement (EHRA) adalah sebuah studi partisipatif di kabupaten/kota guna memahami kondisi fasilitas sanitasi serta perilaku masyarakat pada skala rumah tangga ditingkat pekon/kelurahan.

Menurut Kadinkes Pesibar Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh kabupaten/kota karena pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat, serta data terkait sanitasi dan hygiene terbatas, dan data sanitasi umumnya tidak bisa dipecah sampai kelurahan/desa serta tidak terpusat melainkan berada diberbagai kantor yang berbeda.

"Dan juga isu sanitasi dan hygiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrenbang, juga terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan stakeholder, oleh karena itu kegiatan ini sangat penting untuk dilaksanakan karena EHRA secara tidak langsung memberi 'amunisi' bagi stakeholders dan masyarakat di Desa/Kelurahan untuk menjadi bahan perencanaan yang baik dalam pemenuhan dan peningkatan kualitas sanitasi Kabupaten/Kota khusus di Pesisir Barat ini," kata Tedi.

Studi EHRA sendiri, lanjut Tedi dilaksanakan secara penuh oleh Pokja kabupaten/kota dengan Koordinator Studi adalah Dinas Kesehatan dengan bantuan Sanitarian dan atau kader Kesehatan.

Dalam pelaksanaannya Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi yang mencakup sumber air minum dan gambaran pengelolaan air minum tingkat rumah tangga, layanan pembuangan sampah ditingkat rumah tangga dan terkelola diwilayah, akses terhadap jamban yang layak dan aman, serta saluran pembuangan air limbah rumah tangga  

Studi EHRA juga berfokus kepada perilaku masyarakat yang mengacu kepada 5 pilar sanitasi total seperti Stop Buang Air Besar Sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, pengolahan pangan sehat rumah tangga, pengolahan sampah rumah tangga dengan Reduce, Reuse, Recycle (3R), serta pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan).

"Pelaksanaan studi EHRA diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat yang beresiko terhadap Kesehatan lingkungan dari mulai tingkat pekon atau kelurahan sampai ke tingkat kabupaten/kota dan juga sebagai acuan para pengambil keputusan dalam penyediaan sarana sanitasi yang layak dan aman," tukas Kadinkes Pesibar.

Tedi berharap kegiatan ini dapat diikuti dengan baik guna tersusunnya buku putih sanitasi kabupaten/kota sebagai salah satu bahan penyusunan, pemutakhiran dan penetapan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). (Andrean/ Wawe/AKJII)

Post a Comment

Previous Post Next Post