BANDAR LAMPUNG - Rencana Perum Bulog mengimpor daging kerbau beku sebanyak 100.000 ton, memdapat reaksi keras dari pebisnis daging di Lampung. Apalagi seperti disampaikan Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa mengatakan, daging kerbau tersebut akan sampai ke Tanah Air pada pertengahan atau akhir Maret 2023 atau menjelang Lebaran.
Dari jumlah itu, Kepala Perum Bulog Divisi Regional Lampung, Etik Yulianti mengatakan pihaknya berencana mendatangkan 25 ton daging untuk kebutuhan Lebaran. Nantinya harga daging sapi beku bersertifikasi halal tersebut dibanderol Rp95 ribu per kilogram.
Menurut Ketua Asosiasi Pedagang Daging (APD) Lampung, Tampan Sujarwadi, mengatakan masuknya daging sapi impor tersebut bakal memukul sektor peternakan Lampung, yang dikenal sebagai Lumbung Ternak Nasional. Dia mengakui harga jual daging impor memang lebih murah ketimbang harga pasaran daging lokal yang kini menyentuh Rp125 ribu per kg.
Menurut Tampan Sujarwadi, kenaikan harga menjelang Ramadan dan Lebaran Idulfitri, selain karena faktor naiknya permintaan, juga karena tak semua bagian daging bisa dijual pada momen itu. "Ada beberapa bagian sapi yang tak laku dijual seperti jeroan dan lemak. Biasanya pembeli hanya mau daging. Ini membuat beberapa bagian tak bisa dijual, sehingga harga daging naik. Tapi itu tak berlangsung lama dan harga kembali normal," kata Tampan, yang juga Bendaraha DPW Partai Nasdem Provinsi Lampung itu kepada Lampungpro.co, Kamis (2/3/2023).
Sebagai lumbung ternak nasional, kata Tampan, stok daging di Lampung berlimpah. Sehingga, dia meminta agar Perum Bulog mempertimbangkan kembali masuknya daging sapi impor ke Lampung. "Daging sapi impor itu sebaiknya untuk pasar bahan baku seperti pembuatan bakso, daging olahan, dan sosis. Bukan konsumsi langsung masyarakat," kata Tampan.
Dia mengaku banyak mendapat keluhan dan kekhawatiran dari para peternak lokal Lampung terkait harga jual sapi anjlok akibat masuknya daging impor tersebut. Untuk itu, dia meminta Perum Bulog jangan hanya melihat sisi harga namun keberlangsungan pelaku usaha ternak sapi di Lampung. "Stok sapi di Lampung ini berlimpah bahkan dikirim keluar daerah. Tinggal bagaimana koordinasinya mengamankan kebutuhan jelang Puasa dan Lebaran," kata Tampan.
Beedasarkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Lampung yang disanmpaikan pada rapat koordinasi pembangunan peternakan Provinsi Lampung, di Golden Tulip Hotel, Bandar Lampung, pada Rabu (15/2/2023), sub sektor peternakan masuk ke misi kelima Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019-2024 Provinsi Lampung, untuk mendukung pencapaian Sasaran Misi Kelima RPJMD 2019-2024. Kemudian, masuk misi kelima Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung yaitu membangun kekuatan ekonomi masyarakat berbasis pertanian dan wilayah perdesaan yang seimbang dengan wilayah perkotaan.
Untuk mendukung itu, Kepala Disnakkeswan Provinsi Lampung, Lili Mawarti, mengatakan sasaran strategis yang ingin dicapai yaitu meningkatnya populasi dan produksi ternak dengan indikator kinerja utama pada 2023. Targetnya asalah populasi sapi sebanyak 936.865 ekor, kambing 1.658.782 ekor, ayam ras pedaging 80.017.528 ekor, dan ayam ras petelur 13.634.285. Selain itu, produksi daging sapi sebanyak 15.458 ton, daging kambing 2.785 ton, daging ayam ras pedaging 97.050 ton dan produksi telur ayam ras petelur 203.090 ton. (***)
Post a Comment