KATIBUNG,- Warga Dusun 5 pulau pasir semakin resah akibat adanya Stockpile batu bara yang beroperasi di desa rangai tritunggal kecamatan Katibung Lampung selatan.
Pasalnya, semenjak adanya Stockpile batu bara yang beroperasi di dusun 5 pulau pasir
rangai tritunggal kecamatan Katibung Lampung selatan Polusi udara mulai tak sehat, masyarakat pun mulai resah selalu merasakan was was, akibat debu-debu batu bara terdampak batuk dan gatal-gatal di seluruh tubuh, hampir semua warga lingkungan terkena dampaknya.
Hasil penyelusuran media saat turun ke lokasi banyak fakta-fakta,Himbas dari debu Stockpile batu bara tersebut, dari jalan raya lintas Sumatra pun merasa tak nyaman bagi pengendara roda dua (motor)yang melintas didepan Gerbang pintu keluar masuk kendaraan truck tronton yang bermuatan batu bara ke lokasi Stockpile. banyak debu-debu hitam batu bara yang berterbangan menimbulkan polusi udara yang tak sehat.
Hendak didirikan nya Stockpile batu bara tersebut, dengan meminta ijin lingkungan ada sedikit kejanggalan bahasanya, saat penyampain nya dengan masyarakat warga didusun pulau pasir, yang konon dengan ijin lingkungan hendak mendirikan pabrik roti.
Itu pun hanya perwakilan 30 warga yang menanda tangani nya. terlihat dari sini masyarakat lingkungan pun sangat kecewa Se akan-akan warga lingkungan merasa di bohongi, (Ini sama saja Manipulasi data).
Saat awak media mendatangi kantor desa dengan tujuan temui kepala desa rangai, namun sangat di sayangkan di kantor desa kepala desa tidak ada di tempat, yang ada sekretaris desa (sekdes) pak SOHIBI. Pada hari Senen 30 Januari 2023 pukul 16.30 Wib.
Saat Pak SOHIBI dikonfirmasi terkait ada bahasa ijin pabrik roti pada lingkungan untuk ijin Stockpile batu bara tersebut, pak sohibi juga membenarkan hal itu. saya saat itu mendengar bahasa yang diletuskan oleh kepala dusun dengan warga, seperti itu benar ada,”Ucap Sekdes rangai pada awak media.
pada waktu saya mendengar ada bahasa seperti itu, dan ku sampaikan dengan masyarakat terkait masalah hal ini saya ga ikut campur dan saya ga tau menau masalah ini,”jelas sekdes.
Tempat yang terpisah, Teh Mimin warga stempat saat dikonfirmasi di kediaman nya dia mengatakan, masyarakat lingkungan sudah gerah dan imbas dari debu batu bara menimbulkan wabah penyakit, menimbulkan gatal-gatal serta debu nya mengotori lantai rumah warga, seperti saya pedagang kecil seperti ini mas, jadi gerah hingga kamu merasa tidak nyaman dengan debu batu bara ini,”Ujar teh Mimin mengatakan dengan media pada hari Rabu 01/12-23 pada pukul 17.00 Wib.
“Harapan teh Mimin bersama beberapa warga stempat, perusahaan Stockpile batu bara itu di tutup dan di hentikan beropasi.
dan teh Mimin juga sangat berharap pada Anggota dewan perwakilan Katibung dan pemerintah terkait tolong di mengerti keluhan kami warga di dusun pulau pasir ini.
Karna pemerintahan terkait tidak merasakan dampak dari debu-debu batu bara yang kami rasakan disini. kami tidak ada permohonan lain kecuali Stockpile batu bara itu di tutup,”tegas teh Mimin.
Bahkan kami warga dusun pulau pasir bertanda tangan penolakan tertera Stockpile batu bara iitu harus di tutup,
karna kami tidak setuju dengan adanya batu bara tersebut,”tutupnya.
“Suhendra DPRD Lamsel fraksi Demokrat juga menanggapi tentang keluhan masyarakat dusun pulau pasir desa rangai tritunggal katibung terkait dampak dari Stockpile batu bara yang ada didusun stempat, akan mendatangkan wabah penyakit bagi warganya, apa lagi Ketika musim hujan seperti ini, dampak nya senyawa dengan logam berat akan meresap sehingga dikhawatirkan mencemari sumur warga dan bisa berakibat fatal bagi kesehatan,”Ujar Suhendra
Apa yang sudah menjadi hak masyarakat terhadap lingkungan itu sudah diatur melalui UU Nomor 32 Tahun 2009,”jelas Suhendra.
Apa keinginan masyarakat pasti akan kita tanggapi dan kita bantu terkait polusi udara tentang debu batu bara ini, kita akan turun komisi III untuk menangapi keluhan masyarakat dan akan kita cek ke lokasi Stockpile dan warga lingkungan,”Pungkas Suhendra.
Camat Katibung saat di konfirmasi media lewat Via WhatsApp nya pada pukul 19:14.Wib tidak ada tanggapan padahal sudah dibuka dan di baca namun tak di hiraukan oleh camat Katibung.
Post a Comment