RSUD Abdul Moeloek Sukses Lakukan Tindakan Trombolitik Pertama

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek kembali mencatatkan kesuksesan menangani pasien dengan gangguan kesehatan serius. Kali ini, pasien trombolitik stroke iskemik.



Luar biasanya lagi, pasien atas nama Ny. J berusia 51 tahun berhasil ditangani tanpa komplikasi. Warga Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur, itu kini kondisinya jauh membaik.

Direktur RSUD Abdul Moeloek Lukman Pura langsung mengapresiasi kesuksesan tim code stroke RS plat merah kebanggaan masyarakat Lampung ini. Terlebih, J adalah pasien pertama trombolitik stroke iskemik.

Lukman menerangkan bahwa trombolitik atau trombolisis merupakan metode pengobatan pasien stroke yang bertujuan melarutkan gumpalan darah berbahaya. Gumpalan darah tersebut dapat menyumbat pembuluh darah arteri dan vena.

“Penyumbatan pembuluh darah arteri dan vena bisa meningkatkan resiko gangguan kesehatan serius yang mengancam keselamatan jiwa pasien. Satu di antaranya menyebabkan stroke iskemik,” ucap Lukman Pura.

Tanda-tanda itu terjadi pada pasien J. Dia mengeluh mulut merot, mata berat untuk dibuka, rasa kesemutan dan kebas.

“Ny. J datang ke fasilitas pelayanan Stroke Center pada 18 Januari 2023. Pasien mengalami gejala tersebut sekira pukul 17.00 WIB, dan tiba di rumah sakit pukul 19.30,” ungkap Lukman Pura.

Tim code stroke RSUD Abdul Moeloek cepat bertindak. Tim terdiri dari dokter dr. Alfi, Sp.S., dr. Roezwir, Sp.S., dan dr. Neilan, Sp.S.

Tim segera melakukan pemeriksaan penunjang CT Scan dan laboratorium. Sehingga ini masuk dalam kriteria tindakan pasien trombolitik.

Kemudian, terus dilakukan observasi tanpa ada komplikasi pendarahan. Satu jam setelah tindakan, pasien mengatakan bahwa (mulut) merot dan kebas berkurang.

“Selamat buat tim code stroke, karena ini pasien pertama trombolitik stroke iskemik. Kita juga doakan pasien pulih dan bisa berkumpul kembali bersama keluarga,” ujar Lukman Pura.

Sebelumnya, RSUD Abdul Moeloek juga sukses melaksanakan tindakan insersi kateter Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) perdana pada pasien gagal ginjal. Pasien bernama Tn.A (38 tahun), asal Kabupaten Pringsewu.

Tim Nefrologist di Instalasi Uro-Nefrologi dipimpin dr. Lukman Pura Sp.PD., KGH. MHSM. Adapun tim yang terlibat dalam metode cuci darah yang dilakukan lewat perut tersebut di antaranya, dr. Imam Ghozali., Sp.An., M.Kes., KMN., dan dr. Yusmaidi, Sp.B., KBD, serta Perawat Kamar Bedah, Penata Anesthesi dan tentunya Perawat CAPD juga turut ambil bagian.

Lukman Pura menjelaskan, metode CAPD tentunya memberikan peluang dan informasi kepada masyarakat Lampung bahwa tersedia pilihan alternatif terapi pengganti ginjal selain cuci darah.

“CAPD merupakan metode cuci darah yang dilakukan lewat perut. Metode ini memanfaatkan selaput dalam rongga perut (peritoneum), yang memiliki permukaan luas dan banyak jaringan pembuluh darah, sebagai filter alami ketika dilewati oleh zat sisa,” kata. Lukman Pura.

Post a Comment

Previous Post Next Post