Rakernas diselenggarakan dalam rangka membahas penguatan aksi bersama untuk pendanaan lingkungan hidup berkelanjutan. Dalam arahannya, Presiden Joko Widodo mengatakan dampak kerusakan lingkungan dan perubahan iklim saat ini sangat nyata dan dapat dirasakan.
"Kerusakan lingkungan ini sangat banyak mengakibatkan bencana banjir, tanah longsor, kekeringan dan musibah lainnya," ujarnya.
Ia melanjutkan perubahan dunia saat ini juga mengakibatkan perubahan musim yang tidak menentu, perubahan suhu, serta kenaikan air laut. Oleh karena itu, Presiden menegaskan dengan adanya BPDLH harus benar-benar diarahkan pada kegiatan-kegiatan nyata yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
"Saya minta untuk konsentrasi saja di dua hal ini terlebih dahulu, baru masuk ketahapan yang lainnya, jangan sampai anggaran ini kemana mana dan akhirnya tidak memberikan dampak yang nyata kepada negara kita dan dunia," tegasnya.
Ia yakin jika pihak terkait mampu merehabilitasi dengan baik akan banyak dana-dana yang masuk ke BPDLH ini.
Presiden Joko Widodo juga berpendapat urusan sampah merupakan prioritas untuk segera ditangani dan ia meminta untuk anggaran yang ada di BPDLH diprioritaskan untuk penanganan sampah sehingga sampah tidak kelaut, ke sungai dan mencemari kota.
"Ini harus segera diselesaikan, barangnya nyata, dananya ada tapi belum beres-beres urusan satu ini," pungkasnya.
Ia juga meminta untuk fokus dalam penanganan lingkungan hidup kehutan dan meminta untuk konsentrasi dalam gerakan menanam mangrove. Menurutnya, mangrove benar-benar bisa mereduksi 8-12 kali lipat dibandingkan hutan biasa sehingga dampaknya bisa langsung dirasakan.
Ia menyebut inilah langkah kerja yang harus dilakukan agar benar-benar konkrit dampak dari dibentuknya Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) yang bermanfaat.(Adpim)
Post a Comment