Gerindra memilih kalem menyikapi banyak tafsir pernyatan Presiden Jokowi yang menyebut pada 2024 merupakan jatah Prabowo Subianto setelah dalam dua kali pilpres keok. Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad tidak menepis bahya pernyatan tersebut merupakan sinyal dukungan namun Gerindra yang secara internal sudah mendeklarasikan Prabowo sebagai sebagai capres pada Pilpres 2024 tidak mau gede rasa alias GR.
“Kalau dibilang sinyal ya kita enggak mau GR lah, tapi itu kita anggap suatu yang baik dan positif, ya kita syukuri saja,” kata Dasco, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (11/11/2022).
Dia menganggap pernyataan Presiden Jokowi yang disampaikan ketika menyampaikan sambutan pada HUT Perindo pada awal pekan ini merupakan harapan atau doa. “Apa yang disampaikan yang baik-baik itu kan kita anggap doa. Nah kalau doa kan harus kita amini, begitu saja, masak kemudian kita ada yang baik-baik terus kita tolak,” ujarnya.
Wakil Ketua DPR melanjutkan, Prabowo dan Jokowi memiliki riwayat pertemanan yang panjang kendati bersaing sengit pada dua kali pilpres. Keduanya sudah menjalin relasi ketika Jokowi maju pada Pilgub DKI pada 2012 yang lalu.
Hubungan keduanya semakin erat ketika Prabowo yang secara mengejutkan masuk kabinet pada periode pemerintahan Jokowi sebagai menteri pertahanan. “Seperti kita tahu bahwa hubungan sehari-hari Pak Jokowi sebagai Presiden dan Pak Prabowo sebagai menteri atau pembantu Presiden tentunya memang harus dekat,” tuturnya.
Selain relasi jabatan, Dasco juga menganggap kedua tokoh memiliki kesamaan visi terkait persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga komunikasi antarkeduanya terbangun intens. Dasco memilih mengartikan pernyataan dukungan Jokowi berdasarkan latar belakang hubungan baik kedua tokoh itu.
“Komunikasi-komunikasi yang sering dan intens dalam hal pekerjaan tentunya membawa kedekatan, apalagi kedua tokoh ini sama-sama suka kerja dan tentunya juga visi persatuan dan kesatuan ini kedua duanya juga mengedepankan itu,” kata Dasco.
Post a Comment