Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana menghapus pekerjaan rumah (PR) bagi pelajar SD dan SMP.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim merespons baik rencana yang akan berlaku mulai 10 November 2022 itu.
Menurut Menteri Nadiem, siswa di sekolah tidak perlu mendapat pekerjaan rumah yang banyak, khususnya siswa SD karena akan memberatkan mereka.
“Tidak perlu ada PR rutin, seperti tugas dari LKS (lembar kerja siswa). Itu sangat mengambil waktu,” ucap Nadiem, Senin (24/10/2022).
Dia menilai seharusnya sekolah dapat menyesuaikan minat dan bakat dari masing-masing dari siswa SD.
Jikapun masih memberikan PR kepada siswa SD, Menteri Nadiem meminta PR tersebut harus ringan, seperti meningkatkan kapasitas membaca.
Sementara itu, menurutnya PR merupakan bagian dari project apabila sang anak tidak mengikuti ekstrakurikuler.
Meski menyambut baik rencana penghapusan PR bagi siswa SD dan SMP di Surabaya, tetapi keputusan itu kembali lagi ke masing-masing pemerintah daerah (Pemda).
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan nantinya kegiatan mengerjakan PR di rumah akan digantikan dengan dua jam pelajaran untuk pendalaman karakter siswa.
“Contohnya, jam belajar yang selesai pukul 12.00 WIB akan dilanjutkan pendalaman karakter sampai pukul 14.00 WIB,” ucap dia.
Eri juga meminta sekolah agar PR tidak membebani siswa.
Sebab, Pemkot Surabaya tengah mengedepankan proses pertumbuhan karakter siswa.
Di sisi lain Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, pihaknya sangat serius untuk mengurangi beban siswa dalam hal menghapus PR.
Yusuf menilai penambahan jam belajar selama dua jam untuk menggantikan PR sudah efektif.
Dengan cara ini anak-anak bisa mengikuti pola pembelajaran melalui pengambangan bakat masing-masing, seperti melukis, menari, mengaji, dan lainnya.
Post a Comment