Muktamirin (peserta muktamar) dan muhibbin (pecinta muktamar) mulai berdatangan ke Provinsi Lampung. Bendera NU sudah berkibar di tepi-tepi jalan, baleho ucapan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) berdiri di beberapa titik Kota Bandarlampung.
Alzier Dianis Thabranie, tokoh senior politik Lampung yang juga mustasyar NU turut menyambut gembira Muktamar ke-34 NU, Rabu-Kamis (22-23/12/2021). Mustasyar adalah tokoh diposisikan sebagai penasehat.
Mantan ketua Golkar Lampung dua periode itu turut memasang baleho dan menebar iklan elektronik dalam rangka turut memeriahkan perhelatan akbar NU. "Muktamar ini penentu haluan NU untuk lima tahun ke depan," katanya.
Makin penting, katanya kepada Lampung.Poskota.co.id, Senin (20/12/2021), walau bukan organisasi politik dan netral dalam suksesi umaro, banyak kader NU yang turut terlibat dalam suksesi Pemilu Serentak 2024.
Alzier Dianis Thabranie berharap muktamar terlaksana dalam suasana sejuk dan menghasilkan langkah-langkah yang visioner. "Kita sambut muktamar dengan riang gembira," ujarnya.
Riang gembira karena, pertama, NU baru saja berhasil menyelesaikan perdebatan yang berpotensi perpecahan soal waktu muktamar. Keberhasilan kedua, dalam situasi pandemi Covid-19, muktamar bisa berlangsung.
Riang gembira adalah suka hati. Tentu bukan sekadar euforia yang dimaksudkan. Ajakan itu mesti dimaknai sebagai ekspresi rasa syukur mendalam, kata gubernur terpilih yang tak dilantik di era kepemimpinan Megawati Soekarno Putri itu.Bahwa di tengah situasi pandemi Covid-19 hajat besar NU masih bisa terlaksana, meskipun sudah mundur satu tahun. Tiga bulan terakhir, ada pertentangan yang sangat tajam soal waktu muktamar.
Apalagi ketika pemerintah hendak menerapkan PPKM level 3 di seluruh Indonesia. Ada yang menghendaki muktamar dimajukan, dan sebaliknya, dimundurkan pada Januari 2022.
"Bayangkan jika sampai terjadi dua muktamar, antara yang menghendaki dimajukan dan dimundurkan, masing-masing bersikukuh dengan pendiriannya, apa kata dunia?" ujarnya.
Ulama yang seharusnya memberikan keteladanan, justru terperosok dalam kubangan konflik kepentingan. Betapapun mendasarnya alasannya, penyelenggaraan dua muktamar cuma mempertontonkan konflik ke publik.
Alzier Dianis Thabranie mengatakan sudah saatnya para elite NU bermuhasabah, menjadikan forum Muktamar ke-34 nanti sebagai ajang introspeksi di saat akhiri satu abad NU dan memasuki abad kedua.
BERDATANGAN DAN BENDERA
Para muktamirin (peserta muktamar) dan muhibbin (pecinta muktamar) dari berbagai penjuru Indonesia sudah mulai berdatangan mulai ke Lampung sejak Ahad atau Minggu (19/12/2021).
Mereka tak hanya menuju lokasi pelaksanaan muktamar di Kota Bandarlampung dan Kabupaten Lampung Tengah, tapi juga ke beberapa daerah penyangga seperti kabupaten sekitarnya: Primgsewu, Pesawaran, Kota Metro, dan lainnya.
Ribuan bendera juga sudah menghijaukan Kota Bandarkampung dan Kabupaten Lampung Tengah, termasuk lokasi pusat kegiatan dan kampus yang jadi tempat penyelenggaraan muktamar di Kota Bandarlampung. [HBM]
Post a Comment