Jakarta, UNDERCOVER - Join statement yang dikeluarkan tiga negara Asia Tenggara, diharapkan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mampu mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) untuk menyelesaikan konflik di jalur Gaza.
Joint statement dilakukan Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam sebagai tindak lanjut atas komunikasi tiga pimpinan negara di Asia Tenggara tersebut. Pernyataan bersama tersebut dikeluarkan secara resmi Minggu (16/5/2021).
"Kami berharap sikap resmi Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam terhadap konflik di Gaza, bisa mendorong DK PBB segera bersikap untuk menghentikan serangan Israel kepada Palestina," tutur LaNyalla, Senin (17/5/2021).
Dalam keterangannya, Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam menilai tindakan Israel telah terang-terangan melanggar hukum internasional, termasuk pelanggaran HAM, kolonialisasi, serta politik apartheid terhadap orang-orang Palestina.
Kepada pemerintah Indonesia, Ketua DPD RI menaruh harapan tersendiri untuk membela rakyat Palestina.
"Secara khusus saya meminta pemerintah Indonesia terus menekan Israel agar menghentikan serangan dan mengembalikan hak-hak negara Palestina, serta menghentikan agresi militernya. Indonesia tidak boleh membiarkan setiap kekerasan terhadap Palestina dianggap hal yang biasa," ujarnya.
LaNyalla juga menilai Indonesia perlu bergerak aktif di PBB untuk mendorong terjadinya gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas yang menguasai Gaza. Apalagi berbagai negara dan kalangan sudah menyerukan perdamaian antara kedua belah pihak.
"Bahkan Paus Fransiskus mengutuk pertempuran antara Israel dan Palestina di Gaza. Negara-negara Arab juga bersatu mengecam aksi-aksi kekerasan yang bukan hanya membuat banyak korban sipil berjatuhan, tapi juga membuat hancur gedung-gedung perkantoran dan pemukiman sipil," kata LaNyalla.
Mantan Ketum PSSI itu meminta Indonesia mengirimkan bantuan, baik tenaga medis hingga dapur umum ke Gaza untuk membantu korban perang. Ketua DPD RI juga meminta Indonesia memberikan bantuan trauma healing bagi korban.
"Perlu dipikirkan langkah-langkah bantuan untuk korban di jalur Gaza. Solidaritas Indonesia kepada Palestina sebagai negara yang sama-sama memiliki masyarakat mayoritas muslim, harus dikedepankan. Penyaluran bantuan juga perlu dilakukan dengan tepat," ujarnya.
LaNyalla pun menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada semua korban yang terbunuh karena pertempuran sengit antara Israel dan kelompok Hamas tersebut.
Sedikitnya 190 warga Palestina tewas akibat ratusan gempuran Israel di Gaza. Dari 190 orang itu, 55 di antaranya adalah anak-anak dan 33 wanita. Pertempuran tersebut juga menyebabkan 1.230 orang lainnya luka-luka.
Sementara itu di pihak Israel, 8 orang tewas, termasuk seorang bocah 5 tahun. Mereka adalah korban dari 3.100 serangan roket yang ditembakkan kelompok Hamas dari Gaza ke Tel Aviv.
"Saya mengucapkan duka cita mendalam untuk korban meninggal akibat pertempuran di Palestina dan Israel. Apapun alasannya, segala bentuk kekerasan kemanusiaan tidak bisa dibenarkan. Kita harus melawan aksi-aksi kekerasan yang mengorbankan saudara-saudara kita di jalur Gaza," ucap LaNyalla.
Hamas yang menguasai Gaza dilaporkan mulai menembakkan rentetan roket ke Israel dan Yerusalem pada Senin (10/5/2021) pekan lalu. Serangan Hamas itu memicu gempuran udara balasan dari Israel. Bahkan tank-tank milik Israel juga menyerang Gaza.
Akibat gempuran Israel, lebih dari 250 warga Palestina yang terluka dievakuasi ke Mesir untuk mendapat perawatan. Pemerintah mesir telah membuka seluruh rumah sakitnya untuk menerima siapapun yang terluka dari jalur Gaza akibat serangan dari Israel.
Wan Ajo dan Wahyoedi Melaporkan
Post a Comment