Opini, UNDERCOVER - Baru2 ini Presiden Jokowi cukup gusar setelah mendapatan laporan dari M. Luthfi Menteri Perdagangan dimana platform digital e-commerce terutama dari luar negeri membanjiri pasar Indonesia dengan produk2 impor.
Dimana produk2 impor tersebut memiliki kualitas yang lebih baik dan harga yang jauh lebih murah dibandingkan roduk2 UMKM.
Sehingga UMKM dalam negeri terpukul dan kalah bersaing dengan produk2 impor yang ditawarkan oleh market place luar negeri tsb.
Fenomena tersebut membuat presiden terpukul dan gusar sehingga beliau menggaungkan "benci produk impor dan membeli produk dalam negeri yang diproduksi oleh UMKM", kemudian seperti biasa netijen menanggapi beragam.
Bagi para pembenci tentu ditanggapi dengan sinis dan bagi para pendukung dan terutama para pelaku UMKM ditanggapi dengan suka cita.
Salahkah kegusaran presiden tsb ? Tentu saja tidak karena hal tsb sangat wajar apalagi dikeluarkan oleh kepala pemerintahan dan tentu harapan presiden agar produk2 lokal dari UMKM bisa menjadi raja di negara sendiri.
Namun kemudian yang menjadi pertanyaan kenapa e-commerce asing tsb (sekali lagi market place asing bukan market place milik Indonesia) melakukan hal tsb ? Tentu saja hal tsb dilakukan oleh "oknum2" market place asing tsb dengan sengaja untuk "membunuh" produk2 lokal agar dapat menguasai pasar Indonesia yang sangat besar ini.
Mereka melakukan "predatory pricing" dengan menjual produk2 sejenis di Indonesia dengan harga sangat murah agar omzet mereka meningkat signifikan sekaligus menguasai pasar, mematikan pemasok lokal (UMKM) dan menguasai data konsumen.
Kenapa mereka bisa melakukan predatory pricing tsb ? Karena mereka didukung oleh produsen besar, kekuatan rantai pasok dan juga investor yang memang sengaja membakar uang untuk meningkatkan "value" platform market place tsb.
Bagi konsumen Indonesia tentu fenomena ini sangat menguntungkan karena bisa mendapatkan produk yg lbh berkualitas namun harganya sangat murah, disisi lain hal tsb sangat merugikan UMKM karena kalah bersaing (persaingan tidak sehat).
Bagaiman mungkin UMKM bisa menjual dibawah harga pokoknya sedangkan produk2 asing dijual dibawah harga pokok produk lokal.
(Bersambung)
Oleh : Dr. Andi Desfiandi, SE,. MA
Post a Comment